Dwi Cheppy Dharmawan's

Postcard atau Kartu Pos suatu benda yang istimewa bagi beberapa orang. Mengirimkan postcard untuk orang terkasih, menunggu jawaban dan sampai menyimpan postcard menjadi suatu pengalaman yang berharga. Semua pengalaman itu pasti akan bertambah nilainya kalau postcardnya juga spesial. Postcard spesial bukan hanya postcard yang dibuat sendiri, saat kita berkunjung ke sebuah tempat dan kemudian membeli postcard dari tempat tersebut untuk dikirimkan ke orang terkasih pasti juga menjadi spesial bagi penerimanya. Disini gw mau berbagi sedikit info tempat buat beli postcard / kartu pos di Semarang sekaligus sedikit pendapat gw tentang berbagai postcard yang tersedia

1. Toko Buku Merbabu

Toko buku merbabu terletak di Jl. Pandanaran No. 108, Pekunden, Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah 50249 (dekat dengan hotel santika). Postcard yang tersedia di sini secara umum terbagi menjadi 2, yaitu postcard rohani dan cenderung khas jawa tengah. Harga yang ditawarkan cukup murah, yaitu Rp.3000/postcard atau Rp.10.000/4 postcard.




 

Gambar postcard khas jawa tengah yang ada beraneka ragam mulai dari motif batik, tempat wisata di Semarang,sampai permainan tradisional lengkap dengan penjelasannya dalam bahasa inggris. Postcard disini cocok untuk turis dan wisatawan. Bahan dari postcardnya standar jadi cukup enak saat menulis, tapi tampilan belakang postcard ini sangat minimalis, sehingga bagi pemula yang mau berkirim postcard pasti sedikit bingung


Tampilan Belakang (Sumber: Koleksi Pribadi)
2. Toko Wingko Babat Cap Kereta Api

 Toko yang terletak di Jalan Cendrawasih 14, Tanjungmas, Semarang Utara, Tj. Mas, Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah 50137 (dalam kawasan kota lama dekat stasiun Semarang Tawang) selain menjual oleh-oleh berupa makanan khas Semarang, juga menjual beberapa souvenier, salah satunya postcard. Postcard yang dijual disini memiliki kualitas gambar yang bagus karena merupakan hasil 'jepretan' fotografer handal. Harga yang ditawarkan juga tidak terlalu mahal. Satu pack yang berisi 5 postcard dibanderol dengan harga Rp.11.000. 
Contoh isi satu pack postcard khas Indonesia yang dijual di Toko Wingko Babat Cap Kereta Api (Sumber: Koleksi Pribadi)
Kualitas kertas yang digunakan mirip kertas foto sehingga sedikit licin untuk dituliskan, namun tampilan belakangnya cukup jelas jadi mudah dipahami bagi pengirim postcard. 
Tampilan Belakang (Sumber: Koleksi Pribadi)
Hal yang disayangkan dari postcard yang ada disii adalah isi packnya yang berbeda-beda. Kita dipekenankan untuk melihat apa saja isi packnya tapi tidak untuk ditukar dengan isi dari pack yang lain. Meskipun demikian, saya rasa gambar-gambar yang ditawarkan cukup menarik semuanya. Gambar yang ada bukan hanya soal semarang saja tapi lebih luas mengenai Indonesia, mulai dari bangunan sampai makanan.

3. Kantor Pos Besar Kota Semarang
Kantor pos ini cukup spesial, bukan cuma menjual kartu pos yang beraneka jenis tapi bangunan tua khas jaman kolonial masih kental banget. Alamat kantor pos ini di jalan pemuda no.4, Semarang (dekat kawasan kota lama). Variasi kartu pos yang ada disini cukup banyak, disini menjual kartu pos sejenis yang ada di toko wingko babat cap kereta api secara satuan, dengan harga 4000. 
Contoh Postcard yang dijual satuan di Kantor Pos Besar kota Semarang (Sumber: Koleksi Pribadi)
Selain itu disini juga ada kartu pos resmi dari PT. POS (filatelti.co.id) Indonesia, meskipun gambarnya bukan cuma khas Indonesia, tapi tetap ada juga yang khas indonesia loh.
Kartu Pos edisi doraemon yang dijual per pack (Sumber: Koleksi Pribadi)
Tampilan amplopnya (Sumber: Koleksi Pribadi)

  Harga untuk yang khas gambar rempah 8000, sementara waktu itu juga ada khas PON harganya Rp. 30.000 per pack (isinya 15 postcard). 
Beberapa kartu pos edisi pon yang dijual perpack (Sumber: koleksi pribadi)
Edisi Rempah yang tersedia juga prangko dengan gambar sama (Sumber: Koleksi Pribadi)
Bahan yang digunakan postcard buatan filateli.co.id ini termasuk bagus, karena menggunakan kertas foto. Sisi kartu pos yang bergambar teksturnya licin, sementara sisi lainnya yang digunakan buat nulis berbahan lebih keset seperti kertas, jadi tinta pulpen gel gak berantakan kalau baru nulis udah kesentuh tangan.
Tampilan belakang edisi PON (Sumber: Koleksi Pribadi)

Nah, itu dia tempat-tempat yang bisa didatengin kalau pengen cari postcard di Semarang. Silahkan pilih sesuai selera kalian ya
Akhirnya ke Sam Poo Kong.. Setelah 4 tahun lebih tinggal di Semarang akhirnya di hari-hari akhir menjelang pulang disempetin maen ke Sam Poo Kong yang bertepatan dengan perayaan imlek.
Imlek yang identik dengan hujan sebagai penanda berkahnya tahun baru membuat gw dan teman-teman memilih naik mobil buat kesana. Waktu itu kita kesana sekitar jam setengah 5 sore. 

Sebenernya gw pernah kesana sebelumnya, tapi belum pernah masuk aja. Sesuai dengan prediksi, pas sampe sana kondisi sam poo kong yang setiap gw lewat gak terlalu rame meskipun hari minggu berubah drastis. Banyak penjual di akses masuk lapangan parkir dan pinggir jalan jadi memaksa kita buat parkir agak jauh di pinggiran jalan.

Petualangan pun dimulai disini. Seperti kebanyakan tempat wisata yang ‘menyediakan’ parkir pinggir jalan, akan muncul tukang parkir buat bantu nunjukin lokasi parkir. Kemudian pas udah mau sampe tempat yang memungkinkan buat parkir semua berubah menjadi horror. Tiba-tiba muncul lah 10 orang lainnya yang ngebantu markir. Suasana mau parkir kini udah berubah jadi suasana abis nabrak orang dan mau diamuk masa.

Suasana horror bukan Cuma pas mau parkir, tapi sebelum keluar kita bingung berapa harus bayar tuh orang-orang yang markirin. Kalau asal kasih pasti nanti mobil gak aman, kalau ditanya takutnya ngelunjak. Karena udah terlanjur parkir akhirnya ya kita keluar mobil dan nanya “berapa mas parkirnya?” dan dijawab dengan muka sumringah “20ribu aja mas, setahun sekali aja kok”. Hmm.. oke kasih aja lah kalau diitung-itung sih ya 5kali lipat lebih tapi berdasarkan orang yang markirin ya sedeng lah 2rb/orang.
Suasa loket penjualan tiket sekaligus pintu masuk
(sumber: koleksi pribadi)

Selesai urusan parkir, langsung aja jalan menuju pintu masuk. Sepanjang jalan menuju pintu masuk banyak yang pedagang yang jualan makanan atau mainan. Makanan yang dijual disini bisa dibilang jajanan umum yang ada di tempat wisata sekitar Semarang kaya gulali, sempolan, sosis bakar, popcorn dan minuman ringan. Masih belum terlihat jajanan khas imleknya.

Harga tiket masuk Sam Poo Kong pas imlek masih terhitung normal, yaitu 10rb/orang, sementara kalau hari biasa itu 35rb/rombongan (keluarga). Tiket masuk itu cuma untuk masuk ke beberapa wilayah aja, sementara untuk berfoto dengan kostum khas pasukan laksamana cheng ho bakal kena biaya tambahan lagi.

Pas baru banget masuk, pengunjung langsung disuguhkan sama outlet-outlet jajanan. Jajanan yang ditawarkan sebenernya gak jauh berbeda sama yang dijual diluar, Cuma ada beberapa brand ternama yang mungkin sponsor acara. Untuk makanan khas imlek juga ada tapi gak mendominasi. Waktu itu gw dateng udah sore jadi beberapa outlet mulai beres-beres karena dagangannya udah abis. Tapi sayangnya waktu itu kan baru selesai ujan yang cukup deres, nah jadi banyak sampah sepanjang jalan antara outlet-outlet jajanan  yang bikin kesan sedikit jorok.

Contoh berantakannya sampah yang kebawa air hujan "ini gak sengaja sih difoto, maaf jika mengganggu "
(sumber: koleksi pribadi)
Selain outlet jajanan yang ada di dalem, spesialnya pas imlek ini ada hiburan untuk para pengunjung. Hiburannya mulai dari nyanyi, tari-tarian sampai penampilan barongsai. Para penampil bukan Cuma sekali tampil tapi beberapa kali. Gw disana sekitar 2 jam aja sempet liat sekilas 2 tarian, 2 kali penampilan dan beberapa kali nyanyi. Untuk para pengunjung yang mau menonton juga disediakan tenda tempat menghadap panggung pertunjukan.

Spot paling rame buat foto
(sumber: Koleksi Pribadi)
Suasana imleknya berasa banget disini, jelas sih karena emang ada tempat ibadah dan emang ini bangunan tionghoa. Selain itu juga dipasang beberapa lentara yang jadi spot favorite untuk foto bersama. Sebenernya yang bisa dijadiin tempat foto lumayan banyak disini cuma gw rasa ga cocok kalau datengnya pas imlek. Pertama, ornamen khas imleknya untuk tempat yang kentel banget suasana tiongkok menurut gw masih minim, terus suasana rame pas imlek bikin beberapa spot foto harus gantian ngambil gambarnya dan hujan juga bisa cukup menghambat. Tapi kalau pengen hunting foto imlek di semarang bisa dicoba maen ke sini. Oh ya, yang lebih menarik lagi yaitu mayoritas pengunjungnya justru pribumi loh daripada warga tionghoa.


Gerbang keluar pengunjung
(sumber: koleksi pribadii)

Nah.. coba pikirin seberapa cocok sam poo kong sama kamu!