Dwi Cheppy Dharmawan's

Prinsip Puzzle

1 comment
Prinsip Puzzle adalah salah satu prinsip yang penting dalam kehidupan gw. Prinsip ini gw adopsi dalam berbagai pengambilan keputusan, seperti dalam memilih partner kerja di BEM, dalam tugas kelompok, dan juga menentukan pasangan. Prinsip ini terbentuk dari berbagai macam sumber bacaan, film dan diskusi.

Prinsip puzzle tidaklah rumit untuk di pahami tapi cukup bermanfaat penerapannya dalam berbagai situasi. Cukup dengan membayangkan seperti apa sifat atau bentuk dari sebuah puzzle maka sudah tergambarkan prinsip ini. Puzzle adalah sebuah kesatuan yang terbentuk dari beberapa potongan kecil. Setiap potongan puzzle bentuknya bervariasi satu sama lain.

Sebuah potongan puzzle yang umum kita liat pasti memiliki suatu sisi berlebih (cembung) dan kurang (cekung) pada sisi lainnya. Sisi yang berlebih akan mengisi sisi yang kurang pada potongan lainnya dan sebaliknya, sisi yang kurang akan diisi oleh kelebihan. Sifat saling mengisi tersebut yang membuat puzzle bisa bersatu. Bayangkan jika setiap potongan puzzle memiliki sisi yang sama. Setiap potongan puzzle memiliki sisi yang cembung, maka tidak akan terbentuk suatu kesatuan.

Sumber: google

Sifat saling mengisi dari potongan puzzle tersebut yang sebenarnya menjadi dasar prinsip ini. Seorang individu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Saat ingin mempersatukan 2 individu maka harus bisa saling melengkapi untuk menjadi suatu kesatuan yang harmonis. Kelebihan dari individu pertama harusnya dapat melengkapi kekurangan individu lainnya. Kelebihan dan kekurangan tersebut bisa berupa sifat ataupun kompetensi yang dimiliki.

Contoh penerapannya dalam pasangan tim kerja antara ketua dan wakil. Seorang individu yang akan jadi ketua merupakan sosok yang terlalu serius dalam bekerja, sulit sekali untuk bercanda. Jika individu tersebut memiliki wakil yang juga sama seriusnya pasti kelompok yang dipimpinya akan terlalu tegang dan menjenuhkan. Maka, individu tersebut sebaiknya memiliki wakil yang lebih santai dan bisa bercanda, sehingga kelompoknya akan lebih seimbang.

Mempersatukan dua individu dengan karakter berbeda itu memang tidak terlalu mudah. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempermudahnya yaitu persamaan yang dimiliki. Jika mengambil konteks pasangan dalam memimpin maka harus memiliki suatu persamaan tujuan. Saat kembali pada konteks puzzle, sudah pasti persamaan warna atau motif dari kedua potongan puzzle. Jadi potongan puzzle tersebut akan membentuk suatu gambar tertentu bukan sekedar menyatu.
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

1 komentar: