Dwi Cheppy Dharmawan's

Ini adalah versus! Tentang 2 kelompok yang sangat berbeda pastinya. Gw rasa semua tau apa itu saracen dan harapannya kalian juga tau GNFI. Saracen menurut beberapa sumber merupakan suatu kelompok yang menerima pesanan pembuatan berita berunsur kebencian. Sementara GNFI itu singkatan dari Good News From Indonesia, sebuah kelompok yang berbagi aneka ragam berita baik tentang Indonesia. Berdasar penjelasan itu semua pasti paham kenapa disini kita sebut versus. Bener-bener beda banget kan mereka berdua.

Awal pendirian saracen karena mereka ga suka sama sekelompok orang dari vietnam yang menghina islam dan menyebarkan konten porno, bukankah niat awalnya bisa dibilang bagus ya? kenapa sekarang malah jadi penyebar kebencian? Meskipun kalau Ngutip salah satu media sih salah satu pengelola ngebantah tuduhan pengujar kebencian. Beberapa orang yang ditetapkan tersangka kalau dilihat dari pendidikan formalnya bisa dikatakan ya lumayan, sebab ada salah satu diantaranya yang sudah S1, sementara 2 lainnya tidak disebutkan. Inilah yang sering disebut 'pinter keblenger'.

Selanjutnya coba kita ngulik soal GNFI. Pendiri dan penggagasnya punya panggilan akrab Ari. Waktu menggagas GNFI beliau punya latar belakang pendidikan S1. Berawal dari keprihatinan tentang banyaknya berita negatif tentang Indonesia maka dia coba nulisin berita-berita positif tentang Indonesia. Itulah yang disebut melawan keburukan dengan kebaikan.

Dua karya diatas bisa jadi bukti bahwa pendidikan formal bukan menjadi jaminan utama bagaimana seseorang bersikap bijak. Dibalik pendidikan formal yang baik juga harus ada kecerdasan emosi sebagai penjamin semua berjalan lebih baik. Menurut Mayer dan Solovey (Goleman, 1999; Davies, Stankov, dan Roberts, 1998) kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, dan menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memadu pikiran dan tindakan. Sudah jelas kan bahwa kecerdasan emosi itu yang menjadi penentu dalam menyikapi sebuah peristiwa dengan memanfaatkan pendidikan formalnya.

Kedua karya itu lahir dari kejadian yang bisa dibilang mirip, yaitu rasa kecewa. Namun cara menyikapinnya jelas berbeda. Ari sebagai pendiri GNFI memilih menghadapi rasa kecewanya dengan menciptakan hal-hal positif, sehingga dengan sendirinya hal positif akan lebih terasa daripada negatif. Pada sisi sebaliknya saracen tercipta dengan melakukan perlawanan terhadap pihak yang mengecewakannya dengan 'merampas'. Cara menyikapi permasalah itu bisa menjadi indikator seberapa baik kecerdasan emosional yang dimiliki oleh orang-orang dibalik kedua kelompok tersebut.

Dari kasus diatas bisa kita jadikan bukti nyata seberapa pentingnya kecerdasan emosional seseorang. Semakin baik yang dimilikinya maka mampu melahirkan perilaku yang baik, jadi jangan lagi kita sebatas bergantung pada pendidikan formal saja yang cenderung mengasah kecerdasan intelegensi.

Hollingworth dilahirkan pada 26 May 1880 di De Witt, Nebraska. Pada tahun 1896 dia berhasil lulus dari DeWitt High Scchool. Meskipun berhasil lulus dari sekolah pada usia 16 tahun dia baru bisa melanjutkan kuliah di usia 23 tahun karena keterbatasan biaya. Selama periode itu dia menjalankan berbagai pekerjaan untuk mengumpulkan dana kuliahnya. Gelar sarjana Hollingworth diraih dari Universitas Nebraska tahun 1906.

3 tahun setelah lulus dari Universitas Nebraska dia berhasil meraih gelar doctoral dari Universitas Columbia dengan desertasinya mengenai accuracy of reaching (akurasi pencapaian). Sekitar tahun 1909-1910 Hollingworth menikah dengan Letta Setter, seorang wanita yang juga tertarik akan bidang psikologi. Hollingworth merupakan murid dari James McKeen Cattell dan juga pernah bekerja menjadi asistennya di Columbia University.

Kehidupan finansial Hollingworth tidak terlalu baik, dia melakukan berbagai pekerjaan ekstra selain pengajar di Benard College sejauh kemampuannya, termasuk menyiapkan ujian dan pengajar di New York Men’s Advertising League on the Psychology of advertising. Pada tahun 1911 Hollingworth menerima pekerjaan yang sangat membantunya dalam finansial dan membuat istrinya bisa melanjutkan pendidikan, yaitu penelitian terkenalnya terkait kasus yang dialami coca cola.

Selama perang dunia pertama Hollingworth diminta untuk mengadministrasikan pelayana psikologi terhadap tentara yang pulang dari perang. Berdasarkan observasinya, Hollingworth mengembangkan teori tentang fungsional neurosis yang di publikasikan pada tahun 1920 sebagai buku psikologi klinis pertama.

Pada tahun 1927 Hollingworth terpilih menjadi presiden APA (American Psychological Association). Tahun-tahun berikutnya holingworth tetap produktif sebagai penulis dengan  menerbitkan buku diantara tahun 1926 dan 1935. Namun sayang biografi yang ditulisnya pada tahun 1940 tidak terpublikasikan. Pada akhir 1930an dia kembali melakukan penelitian terapan untuk membantu temannya yang membahas tentang alasan mengapa seseorang mengunyah permen karet.

Hollingworth menghabiskan karirnya dalam penelitian terapan yang dalam bahasa lain disebut dengan psikologi bisnis dan saat ini dikenal dengan psikologi industrial. Meskipun dia pionir dalam bidang industri dan psikologi terapan, Hollingworth tidak memiliki minat khusus terkait penelitian bidang ini. Sepertinya Hollingworth banyak mengabdikan diri pada perusahaan dan menjalakan bidang ini karena menguntungkan secara finansial dalam berjuang untuk hidup

Hollingworth tertarik pada penerapan pertumbuhan mental dan penolakan, psikologi pikiran, dan juga membahas prinsip urutan reintegratif yang melibatkan peristiwa esensial objektif dan subjektif dari esensi.

Karya yang terpublikasi
  • Psychology: Its Facts and Principles
  • Mental Growth and Decline
  • The Psychology of Thought
  • Judging Human Character
  • The Psychology of Functional Neuroses
  • Advertising and Selling; Principles of Appeal and Response
  • Vocational Psychology

Refrensi


 Benjamin, L. T. (1996). Harry Hollingworth: Portrait of a generalist. In G. A. Kimble, C. A. Boneau, & M. Wertheimer (Eds.) Portraits of pioneers in psychology (Vol. 2, pp.191-135). Washington, DC: American Psychological Association

Benjamin, L. T., Rogers, A. M., & Rosenbaum, A. (1991). Coca-Cola, caffeine, and mental deficiency: Harry Hollingworth and the Chattanooga trial of 1911. Journal of the History of the Behavioral Sciences, 27, 42-55.

Applied Psychology: The Legacy of Functionalism. (2008). In D. P. Schultz & S. E. Schultz (Authors), A history of modern psychology (9th ed., pp. 220-221). Australia: Thomson/Wadsworth.


6.      http://nebraskahistory.org/lib-arch/research/manuscripts/family/harry-hollingworth.htm



Dunia maya Indonesia beberapa minggu terakhir diramaikan oleh seorang remaja yang konon memiliki pemikiran kritis. Remaja tersebut mengkritisi kondisi bangsa ini dengan tulisan yang luar biasa untuk usia seumurannya. Bahkan dia sempat diundang oleh presiden kita ke Istana dan menjadi bintang tamu salah satu acara talkshow di televise. Namun pemikiran kritis bukan hanya milik remaja itu, netizen ternyata lebih kritis dengan menemukan data bahwa sebenarnya apa yang ditulis remaja itu hanyalah ‘copy’, ganti sedikit kata dan ‘paste’ atas namanya.

Setelah ramai pemberitaan tentang ditemukan data bahwa dia melakukan hal tersebut, akhirnya remaja itu meminta maaf atas perbuatannya. Namun sayang, dia hanya mengakui sedikit kesalahannya. Dia mengaku hanya ada 1 tulisan saja padahal netizen berhasil menemukan bukti untuk tulisan lainnya.

Apa kamu malu ngaku mengutip?

Mengutip, sepertinya masih dianggap sebagi hal yang memalukan. Masih ada orang-orang yang sungkan untuk mengaku mengutip dalam karyanya. Alasannya beraneka ragam, mulai sekedar malas, gak tau sampai parahnya gengsi.  Alasan malas ini sebenernya erat banget sebenernya sama gak tau. Gak tau itu sumber aslinya dari mana terus males juga buat nyari taunya karena ga ngerasa itu penting. Kemudian kebangetannya lagi kalau alesannya gengsi. Alasan ini kebangetan karena bisa dibilang motif dia kaya gitu cuma pengen dianggap hebat. Padahal ketika dia menuliskan suatu tulisan atau karya yang berkualitas bersumber dari kutipan orang lain, maka orang juga bisa menilai dirinya memiliki selera yang bagus dan bisa menghargai karya orang lain.

Mengutip itu soal menghargai, menghargai karya intelektualitas seseorang. Suatu hal yang sangat mahal nilainya. Kenapa mahal? Karena proses penciptaanya tidaklah mudah. Mungkin kita bisa hanya mengambil semua kalimat dari tulisan seseorang disebuah artikel tapi proses lahirkan kalimat tersebut kita gak tau seberapa sulit. Pada sebuah karya puisi atau lagu misalnya, kita ga tau proses pendalaman suasana yang seperti apa sehingga bisa melahirkan kalimat itu. Sementara itu pada karya ilmiah kita gak tau kan berapa banyak buku atau sumber refrensi yang dia pelajari untuk bisa menyimpulkannya dalam sebuah kalimat. Saat kita mengutip kalimat tersebut berarti kita sudah menghargai usaha orang lain.

Gw jadi teringat pesan seorang dosen waktu kuliah. Pas semester-semester awal gw sering sekali mengeluarkan pendapat atau pernyataan yang sebenernya bersumber dari buku tanpa menyebutkan itu buku siapa atau pendapat siapa. Kemudian sekitar semester 3 gw mendapat teguran dari seorang dosen, setelah gw berpendapat dalam diskusi beliau berkata “pendapat kamu bisa saya terima kebenarannya kalau kamu bisa menyebutkan refrensinya”. Berhubung ingatan gw tidak terlalu bagus dan terbiasa untuk mengingat sumber pendapat maka gw gak bisa menyebutkannya. Lantas dosen gw sedikit tersenyum dan berkata “Selama ini pendapat kamu itu banyak yang benar dan memang ada dalam buku tapi jarang sekali kamu menghargai itu, kamu seharusnya hargai orang yang mengatakan atau menuliskan itu dengan menyebutkan namanya”. Beliau memberikan perumpamaan yang cukup telak “Coba kalau suatu saat kamu pernah nulis artikel bagus, terus temen kamu pake kalimat dari artikel kamu tanpa bilang itu pemikiran kamu terus setelah itu dia jadi terkenal karena kalimat itu, apa rasanya?”. Sebagian mungkin biasa saja, tapi selebihnya kan juga bisa kecewa dan sakit hati. Gak ada salahnya kan kita mencegah orang lain kecewa.

Secara ilmiah menyebutkan sumber kutipan menjadi hal yang sakral dan wajib. Pendapat seseorang bisa saja dipertanyakan jika orang tersebut dinilai tidak memiliki kompetensi yang sesuai. Misalnya seorang arsitek yang menjelaskan pengaruh kesehatan pada desain bangunan yang dirancangnya. Orang berhak saja tidak mempercayai penjelasan terkait kesehatan saat arsitek itu tidak menyebutkan dari mana sumber pendapatnya tersebut. Selanjutnya dengan mengutip juga kita jadi punya data untuk memperkuat argument tanpa perlu melakukan penggalian data. Kembali pada konteks arsitek tadi, dia cukup dengan mengatakan menurut siap berdasarkan penelitianya, maka dia gak perlu penelitian dulu supaya orang bisa percaya dan sebagai pembuktiannya.
Apa yang biasanya kamu rencanain kalau weekend dibulan puasa? Buka bersama kah? Istirahat aja lah seharian? Atau justru jalan-jalan ke mall? Pernah gak punya rencana manfaatin weekend buat coba ngenalin adek kamu atau anak kecil untuk kenal sama masjid? Kalau belum coba deh direncanain buat weekend berikutnya.

Weekend itu bisa jadi waktu yang tepat banget buat ngenalin masjid ke anak-anak apalagi buat anak kecil yang jarang banget ke masjid karena alasan ga ada barengannya yang bisa jagain. Sebab pas weekend kita punya tenaga dan waktu yang lebih banyak pastinya karena kalau hari biasa kan udah capek sama sekolah, kuliah atau kerja. Nah kalau weekend kan ga sebanyak itu kegiatannya bahkan bisa ditentuin sendiri mau ngapain.

Kegiatan ngenalin masjid pas weekend ini juga bisa diatur kok supaya ga ganggu rencana lain kaya belanja atau buka puasa bersama. Caranya coba aja bikin acara buka bersamanya tuh kumpul lebih awal supaya kegiatan ngobrol-ngobrolnya bisa sebelum buka, jadi setelah buka puasa bersama bisa segera pulang buat ikut tarawih dimasjid sambil ngajak anak kecil. Kalau ga bisa bikin buka puasa bersamanya lebih awal, yaudah dicoba ajaknya pas sholat subuh aja. Hari biasa mungkin alesan ga bsa sholat subuh di masjid karena harus siap-siap kerja atau kuliah tapi kalau weekend? Ngantuk mah bisa lah ditahan dikit paling selisih beberapa menit dibanding solat dirumah, kan abis itu bisa tidur karena ga harus kerja. Nah kan selalu ada cara kok untuk niat baik

Tujuan ngenalin masjid ke anak kecil ini simple aja kok, supaya masjid gak sepi sepi banget pas waktu sholat wajib. Terkadang kita emang ngerasa keganggu kalau banyak anak kecil pas solat karena lari sana sini, bercanda sampe ga jarang teriak-teriak. Tapi kalau kita ga ngenalin masjid sejak awal mau kapan mereka mulai kenalnya? Ingat pengenalan apapun sejak dini pasti lebih mudah tertanam dalam diri seseorang. Terus ga bosen liat masjid isinya kebanyakan orang tua?
Sore abis ashar dibulan ramadhan tuh enak banget berburu takjil atau sekedar ngabuburit. Biasanya setiap orang udah punya inceran sendiri nih mau beli apa dan dimana. Kebiasaan ini bisa jadi perbuatan baik ataupun buruk . Perbuatan buruknya karena kita terlalu berlebihan beli ini itu padahal belum tentu abis nanti pas buka. Perbuatan baikanya kita bisa jadi menolong kehidupan penjual loh.

Kita pasti pernah denger ucapan ‘tempat yang enak itu biasanya rame, kalau sepi kurang enak’. Ucapan itu memang terkadang ada benarnya juga, itu juga yang sering bikin suatu tempat kalau rame ya kebanget dan buat yang sepi yaudah gitu aja. Terus apa yang kalian pikirin atau rasain pas ngeliatnya?  Pasti langsung terbesit pikiran kalau tempat itu gak enak dan hal negatif lainnya. Tapi pernah juga gak kalian ngerasa sedih pas liat itu? Kalau belum coba deh pikirin kalian yang ada di posisi itu biar sedikit terbayang rasanya. Kalau udah mulai sedikit aja ngerasain ga enaknya kaya gitu berarti mulai lah bantu  kurangin rasa itu buat orang lain, toh kita juga kan gamau ngerasain itu berarti orang lain juga dong.

Ngebantu orang lain dalam kasus ini sederhana kok, kalian bisa lakuin cuma dengan beli barang yang mereka jual. Meskipun emang kita punya resiko juga buat dapet barang yang gak sesuai harapan (misal kemahalan atau ga enak)  tapi kalau memang ada niat ikhlas untuk ngebantu, InsyaAllah gak akan terlalu buruk. Dengan ngebantu beli apa yang mereka jual kita berarti juga udah ngebantu nambah keyakinan mereka untuk tetap mencari pemasukan dengan usaha bukan sekedar minta-minta.
Selain ngebantu usaha mereka dan ngurangin rasa sedih, kita bisa juga jadi penolong yang ga pernah dbayangkan oleh dia. Mungkin sekitarnya tau kalau apa yang dia jual kurang enak atau harganya kurang wajar makanya tempat itu sepi. Nah kita yang gak tau apa-apa akhirnya dateng buat beli karena niat bantu ataupun emang pengen coba aja. Disitulah kita bakal dianggap dia penolong yang tak terduga.  

Itu mungkin masalah yang dialami oleh para penjual. Tapi konteks pertolongannya bisa kita bayangkan terjadi dalam kehidupan kita juga loh. Setiap orang pasti kan punya permsalahan masing-masing yang membutuhkan pertolongan melalui manusia. Misalnya saat lagi ada masalah dan butuh pertolongan sekitar kita tuh udah tau soal segala keburukan kita jadi bikin mereka males buat bantu. Akhirnya ada orang yang gak terlalu kenal bahkan gak kenal kita sama sekali dateng buat bantu, apa yang dirasain? Begitulah yang bisa jadi dirasain sama para penjual yang sepi tadi. Ingat aja pepatah yang mengatakan setiap kebaikan pasti akan menghasilkan kebaikan lainnya
Seorang filsuf terkemuka berkebangsaan Inggirs yang bernama John Locke sangat terkenal dengan suatu pemikirannya. Pemikiran tersebut dikenal dengan istilah tabularasa. Suatu pemikiran yang berpendapat bahwa setiap manusia dilahirkan seperti kertas putih bersih. Menurutnya semua manusia dilahirkan dengan keadaan yang sama. Semua akan menjadi berbeda setelah pengalaman inderawi yang dialami semasa hidup.

Pemikirain tersebut menjadi salah satu yang berkesan dari banyaknya pemikiran filsuf yang pernah dipelajarin. Apalagi sewaktu kuliah ada penjelasan lebih detail, mendalam dan makna lanjutan dari dosen. Diantara semua penjelasannya yang paling berkesan itu pas ngebahas soal karakteristik dari kertas setiap manusia itu berbeda. Kalau gak salah begini katanya “Saya tertarik pendapat John Locke soal tabularasa, semua manusia terlahir seperti selembar kertas putih, tapi ada yang lain membedakannya yaitu seperti apa karakteristik kertas putih itu”. Beliau melanjutkan dengan menjelaskan apa maksud dari karakteristik kertasnya.

Karakter dari kertas itu selanjutnya dijelaskan lebih detail. Salah satu karakter yang gampang dibedain untuk ngambil contoh itu ketebalannya. Ada kertas yang tebalnya sekitar 60-80 gram, kurang dari itu dan lebih dari itu juga. Kertas 60-80 gram biasa digunakan untuk ngeprint, seni melipat kertas atau menulis. Kertas yang jauh kurang dari itu biasa juga kita sebut tisu, bisa digunakan untuk mengelap keringat, air mata, atau darah. Selanjutnya kertas yang lebih tebal atau biasa disebut kertas karton bisa kita gunakan sebagai wadah atau pembungkus suatu benda.

Bayangkan saja kalau kegunaan dari setiap karakteristik tadi sedikit kita tukar. Kertas tisu digunakan untuk ngeprint, hasilnya pasti kurang jelas. Kertas 60-80 gram digunakan untuk menjadi wadah, maka hanya mampu menahan beban yang tidak terlalu berat. Selanjutnya kertas yang tebal digunakan untuk mengelap keringat, apa itu enak?. Jelas banget kan setiap karakter kertas punya kegunaan yang berbeda.

Perumpamaan yang dijelasin diatas kayanya udah jelas banget kalau diterapin dalam konteks manusia. Setiap manusia sejak lahir akan memiliki kesamaan yaitu hati dan pikiran yang masih kosong seperti kertas putih. Dibalik kesamaan itu tetap selalu ada yang berbeda seperti karakteristik kertas yang sudah dijelaskan, salah satunya bisa dikatakan fisik. Tidak ada fisik yang sama pada setiap manusia. Diluar keterbatasan seperti kekurangan bagian organ tubuh tetap ada yang berbeda seperti sidik jari.

Semua persamaan dan perbedaan itu akan selalu bisa menjadikan manusia bermanfaat bahkan sejak dilahirkan. Tugas yang perlu dilakukan oleh kita adalah mencari bagaimana bisa bermanfaat secara maksimal seperti kertas HVS, karton ataupun tisu. Tidak bermanfaat itu hanyalah sebuah posisi yang kurang pas.
 Ada jutaan cerita soal skripsi, padahal cuma ada 3 unsur yang bikin cerita itu, yaitu dosen, diri sendiri dan faktor x. Peran  3 Unsur tersebut yang mempengaruhi cerita sebuah skripsi. Cepat atau lambat, senang atau sedih, bahkan sampe gagal atau berhasil, semua ya cuma karena 3 unsur itu… Begini nih penjelasannya

Dosen,  jadi unsur yang paling banyak banget jadi peran utama dalam cerita tentang skripsi. Mulai dari gampang dihubungin, ngasih materi buat skripsi, ngasih dana penelitian, terus ada juga susah dihubungin, kalau janjian suka gak sesuai perjanjian, sampe yang perfectionist.

Diri sendiri, Ini faktor yang paling beranekaragam. Seperti apa kepribadian dan kemampuan diri sendiri pasti pengaruh banget. Ada orang yang tipenya deadliner, ada yang cepet ngerjain sesuatu, sampe yang perfectionist,

Faktor X, Sebenernya ini unsur yang paling susah dijelasin, tapi bakal dibahas secara umum aja. Faktor X ini maksudnya itu semua yang berkaitan sama skripsi selain diri sendiri dan dosen. Faktor x ini bisa jadi subjek penelitian kamu, bahan penelitian, alat buat ngerjain skripsinya sama dana buat penelitianya.

Kalau bisa digambarin, 3 unsur tersebut tuh bisa dibentuk jadi segitiga tapi setiap orang biasanya maksimal Cuma punya 2 unsur, bahkan ada juga yang 1 unsur. Nah perjuangan buat ngedapetin 3 unsur tersebut yang sebenernya jadi cerita. Begini skenarionya

Pertama,
Dapet Dosen yang asik, gampang ketemu, gampang dihubungin dan kebetulan kamu emang orangnya jago banget sama materi kuliah, terus tipe yang rajin kalau ngerjain sesuatu. Pasti berpikir skripsinya lancer nih kalau udah begitu, tapi pas faktor  x menghalangi jadi terhambat juga kan. Misalnya faktor x itu subjek penelitian kamu tuh susah banget perizinannya, atau laptop kamu gak bisa dipake lama-lama. Nah terhambat kan tuh skripsinya.

Kedua,
Kamu tipe orang yang rajin dan pinter nih kuliahnya, terus bahan-bahan penelitian kamu udah siap semua. Tapi kebetulan pembimbing kamu itu dosen yang super sibuk, kamu bakal kesusahan buat ngehubunginnya apalagi bikin janji. Percuma kan rajinnya kamu untuk sok ide ngerjain dulu, terus sok konsul sama dosen lain, eh tapi giliran ketemu dosen pembimbing sendiri malah gak disetujuin,  mau gimana? Terhambat juga tuh skripsi

Ketiga,
Pembimbing kamu itu dosen yang fleksibel, gampang dihubungin dan kalau bimbingan bisa dimana aja. Terus kebetulan kamu ambil materi penelitian yang gampang nih, alatnya gampang dicari, refrensinya gampang sampe subjeknya gampang tapi kamu sendirinya males, mau apa?. Dosennya udah baik nih ngasih jurnal sampe ngasih uang buat kepentingan penelitian kamu tapi kamunya malesan kan percuma. Nunggu malesnya ilang kayanya sih gak cukup waktu sebentar ya, jadi mau kapan tuh skripsinya selesai?

Nah itu gambaran singkat soal cerita si skripsi. Silahkan deh renungin dan pikirin mending punya unsur yang mana. Kalau udah ngerasain skripsi pasti gak akan bisa milih. Setuju ataupun engga itu hal kalian, ini cuma simpulan dari berbagai cerita teman dan pengalaman sendiri... 

John Locke // Sumber: https://fineartamerica.com/featured/2-john-locke-english-philosopher-father-science-source.html
Pernah mendengar pernyataan “manusia itu beda-beda” ? Menurut keilmuan itu hal yang tepat. Tidak ada satupun manusia di bumi ini yang sama, baik dari fisik ataupun psikisnya. Manusia yang terlahir kembar juga pasti akan memiliki perbedaan. Jadi,  apa sebenarnya yang membedakan manusia ? Salah satu filsuf yang membahas soal ini adalah John Locke.

John Locke dilahirkan pada 29 Agustus 1632 di Wrington Somerst. Seorang filsuf asal inggris ini terkenal dengan teorinya yang bernama Tabularasa. Tabularasa adalah suatu teori yang mengatakan bahwa seorang manusia terlahir sebagai kertas yang putih bersih. Menurut pemahaman tersebut semua pengetahuan yang dimiliki manusia merupakan hasil dari pengalaman inderawi.

Pengalaman inderawi meliputi penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman dan perabaan. Setiap individu mempunyai pengalaman inderawi maka kertas putih bersih tersebut seperti mendapat suatu perlakuan. Contohnya saat seorang anak mendengar sebuah nama disebut berulang kali yang ternyata itu adalah namanya, maka kertas putih bisa diumpamakan sedang dituliskan ‘nama saya…”. Istilah tersebut bisa dinamakan sebagai sebuah ide simpel.  Selanjutnya ide simpel tersebut akan terus berkembang menjadi ide majemuk dan akhirnya terbentuk ide kompleks.

Perbedaan pengalaman inderawi seperti contoh diatas yang akan membentuk perbedaan antar individu. Mungkin pada masa awal kehidupan akan memiliki pengalaman yang sama, maka dari itu anak kecil akan memiliki kesamaan yang cenderung lebih banyak satu sama lain. Semakin bertumbuhnya seorang manusia maka pengalaman inderawi yang dialami akan berbeda, maka perlakuan pada kertas putih itu juga akan berbeda. Perbedaan setiap perlakuan pada kertas putih tersebut yang akhirnya membentuk perilaku berbeda manusia.

Perumpamaan lebih lanjut yang bisa dipahami yaitu dalam hal pembelajaran. Pembelajaran hal hal dasar yang dilakukan diusia dini akan lebih gampang diterima oleh individu, karena kertas masih memiliki ruang yang cukup. Ketika dewasa kertas sudah cukup terisi sehingga perlu usaha lebih. Sebagai contoh saat individu masih kecil sudah diajari dasar tentang agama maka ketika beranjak remaja individu tersebut akan lebih mudah menerapkan ajaran agama yang diajarkan sewaktu kecil. Jika dianalogikan pada kertas, saat kecil seperti dibuatkan sebuah pola terlebih dahulu dan semakin dewasa pola tersebut akan dibuat menjadi sebuah gambar yang kompleks. Bayangkan saja jika sudah dewasa ingin membuat gambar yang kompleks pada kertas tapi belum memiliki pola maka diperlukan usaha lebih.

Kertas putih yang selalu diberikan sebuah catatan baik atau perlakuan baik maka kualitas kertas tersebut akan baik pastinya. Jika kertas dirawat baik, digambarkan dengan lukisan yang indah maka akan memiliki harga yang tinggi pastinya. Manusia yang dikatakan terlahir sebagai kertas putih bersih juga akan begitu. Semakin banyak perlakuan baik (pengalaman inderawi) maka kualitas perilakunya cenderung lebih baik.

Berdasarkan pemahaman mengenai tabularasa kita bisa mulai belajar mengapa manusia itu beragam jenisnya, baik sifat maupun perilakunya. Kemudian mulai mengerti apa yang membuatnya bisa seperti itu dan kita semakin sadar bahwa semua manusia itu bisa menjadi manusia yang baik. Pelajaran terpenting saat sudah tau keberagaman maka sudah saatnya mulai menerima keberagamaan tersebut.

sumber: Naisaban, Ladislaus (2004). Para Psikolog Terkemuka Dunia. Jakarta; PT Gramedia Widiasarana Indonesia
               Schultz, Duane P. & Sydney Ellen Schultz (2014). Sejarah Psikologi Modern. Bandung; Nusa Media

Pangeran Diponegoro, seorang pahlawan dari tanah jawa yang sangat terkenal. Nama haru sang pangeran diabadikan menjadi berbagai hal-hal penting mulai dari nama jalan dikota-kota besar, nama universitas sampai nama pasukan.  Hal tersebut semakin menunjukan betapa besarnya peran pangeran dari goa selarong tersebut. Dibalik kebesaran namanya ada hal unik yang menarik untuk dibahas yaitu Kyai Gentayu sang kuda pangeran Diponegoro.

Pangeran Diponegoro selain identik dengan penutup kepala dan krisnya juga dengan kudanya. Hampir disetiap patung pangeran Diponegoro selalu disertai dengan kudanya. Semua mungkin sudah menyadari hal tersebut, tapi hal lain yang perlu diperhatikan adalah posisi kuda pangeran Diponegoro tersebut. Jika diperhatikan dibeberapa tempat, ada perbedaan yang cukup jelas dari posisi kaki kuda tersebut.

Posisi kaki kuda pangeran diponegoro digambar berbeda-beda. Pada lingkungan universitas Diponegoro terdapat 3 patung sang pangeran bersama kudanya. Ketiga patung tersebut memiliki kesamaan posisi kaki yaitu kedua kaki depan kuda terangkat.

Patung Pangeran Diponegoro berlokasi di ngesrep // Sumber: Google.com

Patung Pangeran Diponegoro berlokasi di kampus Pleburan // Sumber: Google.com

Patung Pangeran Diponegoro berlokasi di lingkungan widya puraya (rektorat) // Sumber: Google.com

Selanjutnya kalau dilihat pada depan markas Kodam IV Diponegoro Semarang yang juga memiliki patung sang pangeran terdapat tampilan berbeda dari yang ada di kampus undip. Posisi kaki depan kuda pangeran di ponegoro hanya terangkat 1 saja.

Patung Pangeran Diponegoro berlokasi di markas Kodam IV Diponegoro Semarang // Sumber: Google.com
Sementara itu melihat patung pangeran diponegoro yang berada di halaman monumen nasional (monas) Jakarta, memiliki tampilan yang sama dengan di undip. Patung pangeran diponegoro tersebut memiliki dua kaki depan kyai Gentayu terangkat.

Patung Pangeran Diponegoro berlokasi di Monumen Nasional Jakarta  // Sumber: Google.com
Rasa ingin tau membuat saya mencoba mencari informasi lebih jauh mengenai patung. Beberapa artikel berbahasa Indonesia maupun Inggris banyak yang mengatakan bahwa kaki kuda merupakan sebuah kode mengenai bagaimana meninggalnya sang penunggang. Loh kalau itu kode kenapa bisa ada dua versi dan bahkan berlokasi di instansi terpercaya. Saya rasa tidak mungkin instansi pendidikan hebat seperti Universitas Diponegoro atau Kodam sampai melupakan soal suatu aturan dalam rangka menambah nilai estetika lingkungannya.

Kasus diatas adalah salah satu contoh yang saya ambil dalam menyikapi informasi mengambang di Internet. Saat ini banyak sekali artikel yang membahas akan suatu hal tanpa menyertakan sumber ketentuan, aturan atau bahkan referensinya. Jika memang informasi semacam kasus diatas hanya sebuah opini, hebat sekali banyak artikel yang memiliki opini sama. Lalu apa dampaknya informasi mengambang tersebut?

Dampak yang cukup berbahaya dari informasi mengambang itu adalah adanya penggiringan kepercayaan orang banyak pada suatu hal yang belum tentu kebenarannya. Ini merupakan hal yang berbahaya jika dibiarkan terus menerus. Hanya karena banyak yang percaya akan suatu hal maka hal itu dianggap benar. Akhirnya.. itu yang menjadi salah satu penyebab sekarang banyak kelakuan diluar norma yang dianggap biasa saja padahal sudah bertentangan dengan aturan hukum ataupun agama.

18 Mei 2017 bertepatan 2 Abad keberadaan kebun raya bogor. Peringatan special itu dijadikan momentum peluncuran berbagai benda pos yang bertemakan anggrek. Benda pos yang diluncurkan meliputi prangko, SHP, kartu pos dan Souvenir sheet perangko. Prangko yang diluncurkan sebanyak 34 buah mewakili penyebaran tanaman anggrek di seluruh Indonesia berdasarkan provinsi.


Sampul Hari Pertama (SHP) yang diluncurkan kali ini terdiri dari 6 sampul dan berisikan 34 prangko senilai Rp.3000. Jika setiap sampul disatukan maka akan membentuk sebuah gambar peta Indonesia. Edisi ini dicetak sebanyak 3000 lembar, dimana setiap lembarnya terdapat nomor seri. Harga satu set SHP seharga Rp.102.000

Sampul Hari Pertama (SHP) sumber: koleksi pribadi

Souvenir sheet edisi kali ini tidak berbeda jauh seperti souvenir sheet edisi lainnya. Pada souvenir sheet edisi anggrek ini hanya terdapat 1 lembar perangko. Perangko yang terdapat pada souvenir sheet seharga Rp. 20.000 dengan gambar anggrek Coelogyne Marthae S.E. C Sierra  yang merupakan salah koleksi anggrek terbaru di kebun raya Bogor. Harga souvenir sheet ini sama dengan nilai prangko yang ada didalamnya yaitu Rp.20.000. Souvenir sheet ini hanya dicetak 20.000 lembar

Souvenir Sheet sumber: koleksi pribadi

Kartu Pos edisi anggrek terdiri dari 34 lembar dan dijual dengan harga Rp.132.000. Gambar pada setiap kartu pos hampir sama dengan yang ada pada prangko yaitu gambar anggrek sesuai penyebaran provinsinya dan dilengkapi nama latinnya. Bahan yang digunakan kartu pos ini hampir sama dengan edisi PON Jawa Barat 2016, teksturnya halus namun tidak glossy dan gambarnya bergaya lukisan kanvas.


Postcard Anggrek khas pulau sumatra // sumber: koleksi pribadi

Postcard Anggrek khas pulau jawa dan bali // sumber: koleksi pribadi

Postcard Anggrek Khas Kalimantan // sumber: koleksi pribadi


Alhamdulillah masih bisa bertemu dengan bulang suci ini. Bulan yang banyak dirindukan oleh umat Islam diseluruh dunia yaitu bulan Ramadhan. Bulan ramadhan memang bulan yang penuh berkah. Bulan istimewa ini mendatangkan rezeki berlimpah bagi semua umat, sangkin banyaknya sampai ada saja yang membungkus sifat konsumtifnya dengan alih-alih rezeki berlimpah.

Sumber: Google

Sifat konsumtif yang biasa muncul saat bulan ramadhan itu bisa dilihat saat mulai berbuka puasa. Saat berbuka memang moment yang sangat dinantikan oleh semua orang yang berpuasa, salah satunya karena dapat melepas dahaga dan lapar selama puasa. Hasrat haus dan lapar ini membuat kita terkadang merasa ingin ini dan itu untuk berbuka, sehingga kita membeli semua yang dirasa nikmat untuk berbuka. Padahal saat berbuka nanti tidak semua yang kita inginkan tadi akan habis dimakan, kadang hanya sedikit dari tiap jenisnya. Akhirnya sisa makanan itu kebuang karena gak enak lagi kalau dimakan nanti pas sahur.

Sumber: Google

Selanjutnya sifat konsumtif akan semakin terlihat menjelang hari raya. Momentum hari raya biasanya banyak yang ingin tampil maksimal . Keinginan itu diwujudkan dengan membeli pakaian baru yang harganya kadang juga ga tanggung-tanggung. Ekstremnya bahkan ada yang pagi dan siang harus beda bajunya terus juga untuk hari pertama dan seterusnya. Padahal kalau diperiksa lagi pakaian yang dimilikinya juga masih tergolong bagus. Rasa malu dan minder yang jadi alesan gak mau pakai baju yang lama. Padahal lagu anak-anak jaman dulu udah mengajarkan soal ini, begini liriknya “Baju baru Alhamdulillah, tuk dipakai dihari raya, taka da pun tak apa-apa, masih ada baju yang lama” dan kelanjutannya juga pas banget “Untuk apa berpesta-pesta kalau kalah puasanya, yang penting maafnya lahir batinnya”.


Begitulah beberapa contoh kecil dari keunikan kita dalam menikmati bulan Ramadhan. Rezeki yang berlimpah dibulan ini sering salah dimanfaatkan. Banyak yang justru malah jadi konsumtif dengan dalih ini rezeki bulan puasa. Padahal kalau memang merasa diberikan rezeki yang banyak kan bisa mengatur pengeluaran sesuai kebutuhan dan kelebihan rezekinya diberikan kepada yang membutuhkan.

Pada tanggal 17 Mei 2017 PT.POS Indonesia bersama LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) melalui pusat konservasi tumbuhan Kebun Raya Bogor meluncurkan perangko edisi khusus dalam rangka memperingati 2 abad kebun raya Bogor. Perangko edisi ini bertemakan kekayaan anggrek Indonesia.  Jenis anggrek yang dipilih berdasarkan asal atau areal distribusinya dan keberadaannya di kebun raya Bogor. Seminggu setelah mendengar kabar itu, tepatnya pada 24 Mei  gw segera berburu seperangkat luncuran baru tersebut.

Tempat perburuan gw kali ini adalah kantor pos kota Bogor yang berada berdampingan dengan kebun raya  Bogor. Akses menuju kesana cukup mudah, tinggal naik KRL turun di stasiun bogor kemudian jalan kaki sekitar 15 menit. Setelah nyebrang dari stasiun bogor, tinggal jalan aja ke arah kebun raya kemudian pas udah sampe pertigaannya (keliatan kebun raya bogor) tinggal belok kanan (jalan berlawanan lalu lintas) dan posisi kantor posnya ada di sebelah kiri,  Selain aksesnya yang mudah, gw sih mikirnya disana pasti stocknya lebih banyak meskipun gak ada info begitu.

Hari itu adalah pertama kalinya gw ke sana, sistem pelayanannya  bagus karena udah kaya di bank pake nomor antrian gitu, namun sayangnya gak ada loket khusus untuk beli perangko atau kartu pos jadi harus ikut antrian pelayanan umum lainnya. Loket yang ada disana sebanyak 12 dan aktif semua, Cuma waktu istirahatnya bergantian jadi keliatan kaya ga buka semua. Dari 12 loket yang ada, Cuma 2 loket yang bisa melayani pembelian prangko yaitu loket 4 dan 3.

Setelah menunggu nomor antrian dan ternyata dapetnya loket 12, langsung gw diarahkan ke loket 3 atau 4. Berhubung waktu itu loket 3 dan 4 lagi istirahat jadi gw  harus nunggu lagi sekitar 15 menit. Setelah petugasnya muncul, gw langsung nyamperin dan bertanya mengenai prangko 2 abad kebun raya bogor. Petugasnya ramah dan gak cuma ngasih apa yang gw tanya, tapi nawarin juga yang masih ada hubungannya.

Petugas loket tersebut nawarin SHP, souvenir sheet, prangko lengkap 1 set dan kartu pos. Pas denger kartu pos sedikit kaget karena dari berbagai berita gak ada yang ngasih tau soal kartu pos. Perburuan kali ini ternyata gak terlalu bikin bingung. Kali ini gw beli 1 set SHP, souvenir sheet dan kartu pos. prangko lengkap sengaja gak dipilih selain dana yang gak mencukupi, gw rasa itu sama aja kok kaya SHP malah lebih special.

Oh ya seperti biasa, setiap peluncuran special kan cetakannya terbatas, untuk edisi kali ini gw dapet no 07684/20000 buat souvenir sheet dan 0079/3000 buat SHP nya. Penjelasan soal 3 benda tadi bakal diulas di artikel paket 2 abad kebun raya bogor
Prinsip Puzzle adalah salah satu prinsip yang penting dalam kehidupan gw. Prinsip ini gw adopsi dalam berbagai pengambilan keputusan, seperti dalam memilih partner kerja di BEM, dalam tugas kelompok, dan juga menentukan pasangan. Prinsip ini terbentuk dari berbagai macam sumber bacaan, film dan diskusi.

Prinsip puzzle tidaklah rumit untuk di pahami tapi cukup bermanfaat penerapannya dalam berbagai situasi. Cukup dengan membayangkan seperti apa sifat atau bentuk dari sebuah puzzle maka sudah tergambarkan prinsip ini. Puzzle adalah sebuah kesatuan yang terbentuk dari beberapa potongan kecil. Setiap potongan puzzle bentuknya bervariasi satu sama lain.

Sebuah potongan puzzle yang umum kita liat pasti memiliki suatu sisi berlebih (cembung) dan kurang (cekung) pada sisi lainnya. Sisi yang berlebih akan mengisi sisi yang kurang pada potongan lainnya dan sebaliknya, sisi yang kurang akan diisi oleh kelebihan. Sifat saling mengisi tersebut yang membuat puzzle bisa bersatu. Bayangkan jika setiap potongan puzzle memiliki sisi yang sama. Setiap potongan puzzle memiliki sisi yang cembung, maka tidak akan terbentuk suatu kesatuan.

Sumber: google

Sifat saling mengisi dari potongan puzzle tersebut yang sebenarnya menjadi dasar prinsip ini. Seorang individu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Saat ingin mempersatukan 2 individu maka harus bisa saling melengkapi untuk menjadi suatu kesatuan yang harmonis. Kelebihan dari individu pertama harusnya dapat melengkapi kekurangan individu lainnya. Kelebihan dan kekurangan tersebut bisa berupa sifat ataupun kompetensi yang dimiliki.

Contoh penerapannya dalam pasangan tim kerja antara ketua dan wakil. Seorang individu yang akan jadi ketua merupakan sosok yang terlalu serius dalam bekerja, sulit sekali untuk bercanda. Jika individu tersebut memiliki wakil yang juga sama seriusnya pasti kelompok yang dipimpinya akan terlalu tegang dan menjenuhkan. Maka, individu tersebut sebaiknya memiliki wakil yang lebih santai dan bisa bercanda, sehingga kelompoknya akan lebih seimbang.

Mempersatukan dua individu dengan karakter berbeda itu memang tidak terlalu mudah. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempermudahnya yaitu persamaan yang dimiliki. Jika mengambil konteks pasangan dalam memimpin maka harus memiliki suatu persamaan tujuan. Saat kembali pada konteks puzzle, sudah pasti persamaan warna atau motif dari kedua potongan puzzle. Jadi potongan puzzle tersebut akan membentuk suatu gambar tertentu bukan sekedar menyatu.



Sebuah perusahaan minuman soda dari Amerika Serikat memiliki sejarah menarik dalam perkembangan ilmu psikologi. Pada 20 Oktober  1909 agen federal di Amerika Serikat mendapat tugas dari pemerintah untuk memeriksa sebuah truk coca-cola yang dikabarkan beracun dan membuat kecanduan. Tuduhan tersebut ingin segera dibantah oleh pihak coca cola company dengan menunjukan bukti bahwa jumlah kafein yang terdapat dalam produknya tidak berbahaya terhadap tingkah laku manusia atau proses berpikir lainnya. Perusahaan memilih  membuktikannya dengan mencari seorang ahli psikologi untuk membuktikannya melalui sebuah penelitian

Pada awalnya coca cola meminta psikolog terkenal masa itu, James McKeen Cattell untuk pekerjaan tersebut, namun beliau menolak karena kurang menarik minatnya. Beberapa psikolog lain yang terkenal juga menolak tawaran tersebut. Hingga akhirnya seorang psikolog yang bernama Hary Hollingworth merasa tertarik untuk mengerjakan tugas tersebut. Alasan Hollingworth mengambil pekerjaan tersebut karena tertarik dengan bayaran yang cukup besar atas jasanya.  Alasan tersebut dapat dianggap normal sebab pada saat itu dia sedang membutuhkan uang yang tidak sedikit untuk biaya pasca sarjana istrinya dan penghasilannya sebagai pengajar di Barnard College bisa dikatakan sedikit.

Ketertarikan terhadap bayaran yang ditawarkan tidak membuat Hollingworth asal dalam melakukan tugasnya. Hollingworth justru membuat kesepakatan standar etis yang cukup tinggi dengan pihak coca cola company. Standar tugas yang diinginkan Hollingworth yaitu jika hasilnya bagus maka perusahaan dilarang menggunakannya dalam iklan atau pemasaran produk dan hanya untuk kebutuhan persidangan, sementara itu jika hasilnya jelek maka dia berhak untuk menyebar luaskan fakta tersebut.

Pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dalam waktu 40 hari dengan melibatkan 64.000 pengukuran individu yang diberikan berbagai macam dosis kafein. Hasilnya tidak ditemukan adanya efek berbahaya ataupun sekedar penurunan yang membahayakan dalam peforma berpikir manusia. Berdasarkan hasil tersebut maka coca cola company berhasil membantah tuduhan dengan bukti yang kuat.

Hasil tersebut memberikan pelajaran yang luar biasa bagi para psikolog.  Hollingworth menujukan bahwa riset eksperimental dapat didanai oleh perusahaan besar tanpa harus mendikte ataupun memprasangkai hasilnya. Selain itu juga menunjukan bahwa seorang ahli psikologi bisa memiliki karir cemerlang dengan finansial yang baik tanpa harus menantang integrasi dan intelektualitas mereka


Sumber: Schultz, Duane P. & Sydney Ellen Schultz (2014). A Hystory of Modern Psychology. Wadswoth

Menjadi ketua BEM sebenernya sempet terbayang di kepala ini jauh sebelum mengenal BEM lebih dalam. Semakin gw kenal BEM maka pikiran itu menjadi semakin mendetail soal seperti apa ketua BEM. Setiap detail yang kemudian coba dicocokan dengan kondisi diri. Semua detail itu akhirnya bisa sedikit demi sedikit dimengerti. Bukan hal yang mudah untuk menjadi ketua organisasi sepenting BEM. Berbagai macam jenis perbincangan juga gw lakuin supaya makin paham baik sama orang-orang yang memiliki pikiran senada maupun berseberangan. Sampai akhirnya disuatu malam ada orang yang mengajak gw bersama-sama untuk memahami makna menjadi ketua BEM lebih detail.

Agenda malam itu sebenarnya untuk mengerjakan tugas kuliah, tapi seperti kebanyakan tugas kelompok lainnya selingan perbincangan out of topic cukup sering. Perbincangan tentang kondisi pertemanan sampai kondisi kampus jadi pembahasan juga. Pembahasan soal kondisi kampus yang pada ujungnya mengarah pada suatu 'kesepakatan'.

Perbincangan kondisi kampus pada awalnya dibahas santai seperti biasa. Pembahasan ini bisa gw bilang biasa karena memang isi anggota kelompok saat itu semuanya adalah organisatoris. 3 orang merupakan aktifis di BEM dan 1 orang lainnya di lembaga legislatif. Bahasan kita mulai dari permasalahan yang ada dikampus. Berbagai analisis dan pandangan diutarakan untuk mengetahui akar permasalahan dan solusinya.

Diskusi tersebut tampak jauh lebih serius daripada pas ngerjain tugasnya. Entah hanya gw yang melakukan atau memang dia juga. Pada diskusi kali ini gw ngerasa ada kesamaan tujuan penyelesaian masalah tapi kita memandang cara penyelesainnya berbeda. Beberapa kali teman kami nyeletuk 'udah  kalian berdua nyalon aja'. Celetukan pertama gw anggap biasa aja, tapi setelah beberapa kali sepertinya dia mulai serius dengan celetukannya tersebut. Keseriusannya mulai tampak karena beberapa kali dia menyertakan alasannya kenapa gw dan dia harus maju.

Alasan yang disampaikan oleh salah satu dari kelompok itu memang dapat gw terima. Mungkin disini juga ada unsur self confident yang berlebih dari diri gw tapi itu cocok dengan data yang ada juga. Sampai akhirnya pas tugas resmi hampir selesai dan pembahasan mulai memuncak ke arah bagaimana organisasi ditahun depan akhirnya tawaran itu muncul. Hasna melontarkan sebuah tawaran yang isinya...

"Kalau pemira nanti wajib berpasangan, ayo cep kita maju bareng kamu jadi ketuanya dan aku wakilnya, tapi semisal tetep sendiri-sendiri yaudah kita sama-sama maju dan yang kalah jadi wakil, gimana?" 

Respon gw saat itu simple aja sih "lah, serius nih?' dan Hasna menjawabnya dengan sangat serius. Ngeliat keseriusan itu akhirnya gw coba cocokin dengan prinsip puzzle yang udah terngiang dikepala. Prinsip tersebut ternyata sesuai jika gw maju bersama Hasna. Selanjutnya gw mengajukan 3 pilar yang juga sebelumnya udah terbangun dikepala dan tanpa negosiasi lagi semua langsung disetujui. Dihadapan dua orang teman yang kemudian salah satunya menjadi bagian kabinet gw dan satunya lagi jadi pimpimnan di lembaga lain, kami menyepakatinya.




#MerancangPersahabatan
Postcard atau Kartu Pos suatu benda yang istimewa bagi beberapa orang. Mengirimkan postcard untuk orang terkasih, menunggu jawaban dan sampai menyimpan postcard menjadi suatu pengalaman yang berharga. Semua pengalaman itu pasti akan bertambah nilainya kalau postcardnya juga spesial. Postcard spesial bukan hanya postcard yang dibuat sendiri, saat kita berkunjung ke sebuah tempat dan kemudian membeli postcard dari tempat tersebut untuk dikirimkan ke orang terkasih pasti juga menjadi spesial bagi penerimanya. Disini gw mau berbagi sedikit info tempat buat beli postcard / kartu pos di Semarang sekaligus sedikit pendapat gw tentang berbagai postcard yang tersedia

1. Toko Buku Merbabu

Toko buku merbabu terletak di Jl. Pandanaran No. 108, Pekunden, Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah 50249 (dekat dengan hotel santika). Postcard yang tersedia di sini secara umum terbagi menjadi 2, yaitu postcard rohani dan cenderung khas jawa tengah. Harga yang ditawarkan cukup murah, yaitu Rp.3000/postcard atau Rp.10.000/4 postcard.




 

Gambar postcard khas jawa tengah yang ada beraneka ragam mulai dari motif batik, tempat wisata di Semarang,sampai permainan tradisional lengkap dengan penjelasannya dalam bahasa inggris. Postcard disini cocok untuk turis dan wisatawan. Bahan dari postcardnya standar jadi cukup enak saat menulis, tapi tampilan belakang postcard ini sangat minimalis, sehingga bagi pemula yang mau berkirim postcard pasti sedikit bingung


Tampilan Belakang (Sumber: Koleksi Pribadi)
2. Toko Wingko Babat Cap Kereta Api

 Toko yang terletak di Jalan Cendrawasih 14, Tanjungmas, Semarang Utara, Tj. Mas, Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah 50137 (dalam kawasan kota lama dekat stasiun Semarang Tawang) selain menjual oleh-oleh berupa makanan khas Semarang, juga menjual beberapa souvenier, salah satunya postcard. Postcard yang dijual disini memiliki kualitas gambar yang bagus karena merupakan hasil 'jepretan' fotografer handal. Harga yang ditawarkan juga tidak terlalu mahal. Satu pack yang berisi 5 postcard dibanderol dengan harga Rp.11.000. 
Contoh isi satu pack postcard khas Indonesia yang dijual di Toko Wingko Babat Cap Kereta Api (Sumber: Koleksi Pribadi)
Kualitas kertas yang digunakan mirip kertas foto sehingga sedikit licin untuk dituliskan, namun tampilan belakangnya cukup jelas jadi mudah dipahami bagi pengirim postcard. 
Tampilan Belakang (Sumber: Koleksi Pribadi)
Hal yang disayangkan dari postcard yang ada disii adalah isi packnya yang berbeda-beda. Kita dipekenankan untuk melihat apa saja isi packnya tapi tidak untuk ditukar dengan isi dari pack yang lain. Meskipun demikian, saya rasa gambar-gambar yang ditawarkan cukup menarik semuanya. Gambar yang ada bukan hanya soal semarang saja tapi lebih luas mengenai Indonesia, mulai dari bangunan sampai makanan.

3. Kantor Pos Besar Kota Semarang
Kantor pos ini cukup spesial, bukan cuma menjual kartu pos yang beraneka jenis tapi bangunan tua khas jaman kolonial masih kental banget. Alamat kantor pos ini di jalan pemuda no.4, Semarang (dekat kawasan kota lama). Variasi kartu pos yang ada disini cukup banyak, disini menjual kartu pos sejenis yang ada di toko wingko babat cap kereta api secara satuan, dengan harga 4000. 
Contoh Postcard yang dijual satuan di Kantor Pos Besar kota Semarang (Sumber: Koleksi Pribadi)
Selain itu disini juga ada kartu pos resmi dari PT. POS (filatelti.co.id) Indonesia, meskipun gambarnya bukan cuma khas Indonesia, tapi tetap ada juga yang khas indonesia loh.
Kartu Pos edisi doraemon yang dijual per pack (Sumber: Koleksi Pribadi)
Tampilan amplopnya (Sumber: Koleksi Pribadi)

  Harga untuk yang khas gambar rempah 8000, sementara waktu itu juga ada khas PON harganya Rp. 30.000 per pack (isinya 15 postcard). 
Beberapa kartu pos edisi pon yang dijual perpack (Sumber: koleksi pribadi)
Edisi Rempah yang tersedia juga prangko dengan gambar sama (Sumber: Koleksi Pribadi)
Bahan yang digunakan postcard buatan filateli.co.id ini termasuk bagus, karena menggunakan kertas foto. Sisi kartu pos yang bergambar teksturnya licin, sementara sisi lainnya yang digunakan buat nulis berbahan lebih keset seperti kertas, jadi tinta pulpen gel gak berantakan kalau baru nulis udah kesentuh tangan.
Tampilan belakang edisi PON (Sumber: Koleksi Pribadi)

Nah, itu dia tempat-tempat yang bisa didatengin kalau pengen cari postcard di Semarang. Silahkan pilih sesuai selera kalian ya
Akhirnya ke Sam Poo Kong.. Setelah 4 tahun lebih tinggal di Semarang akhirnya di hari-hari akhir menjelang pulang disempetin maen ke Sam Poo Kong yang bertepatan dengan perayaan imlek.
Imlek yang identik dengan hujan sebagai penanda berkahnya tahun baru membuat gw dan teman-teman memilih naik mobil buat kesana. Waktu itu kita kesana sekitar jam setengah 5 sore. 

Sebenernya gw pernah kesana sebelumnya, tapi belum pernah masuk aja. Sesuai dengan prediksi, pas sampe sana kondisi sam poo kong yang setiap gw lewat gak terlalu rame meskipun hari minggu berubah drastis. Banyak penjual di akses masuk lapangan parkir dan pinggir jalan jadi memaksa kita buat parkir agak jauh di pinggiran jalan.

Petualangan pun dimulai disini. Seperti kebanyakan tempat wisata yang ‘menyediakan’ parkir pinggir jalan, akan muncul tukang parkir buat bantu nunjukin lokasi parkir. Kemudian pas udah mau sampe tempat yang memungkinkan buat parkir semua berubah menjadi horror. Tiba-tiba muncul lah 10 orang lainnya yang ngebantu markir. Suasana mau parkir kini udah berubah jadi suasana abis nabrak orang dan mau diamuk masa.

Suasana horror bukan Cuma pas mau parkir, tapi sebelum keluar kita bingung berapa harus bayar tuh orang-orang yang markirin. Kalau asal kasih pasti nanti mobil gak aman, kalau ditanya takutnya ngelunjak. Karena udah terlanjur parkir akhirnya ya kita keluar mobil dan nanya “berapa mas parkirnya?” dan dijawab dengan muka sumringah “20ribu aja mas, setahun sekali aja kok”. Hmm.. oke kasih aja lah kalau diitung-itung sih ya 5kali lipat lebih tapi berdasarkan orang yang markirin ya sedeng lah 2rb/orang.
Suasa loket penjualan tiket sekaligus pintu masuk
(sumber: koleksi pribadi)

Selesai urusan parkir, langsung aja jalan menuju pintu masuk. Sepanjang jalan menuju pintu masuk banyak yang pedagang yang jualan makanan atau mainan. Makanan yang dijual disini bisa dibilang jajanan umum yang ada di tempat wisata sekitar Semarang kaya gulali, sempolan, sosis bakar, popcorn dan minuman ringan. Masih belum terlihat jajanan khas imleknya.

Harga tiket masuk Sam Poo Kong pas imlek masih terhitung normal, yaitu 10rb/orang, sementara kalau hari biasa itu 35rb/rombongan (keluarga). Tiket masuk itu cuma untuk masuk ke beberapa wilayah aja, sementara untuk berfoto dengan kostum khas pasukan laksamana cheng ho bakal kena biaya tambahan lagi.

Pas baru banget masuk, pengunjung langsung disuguhkan sama outlet-outlet jajanan. Jajanan yang ditawarkan sebenernya gak jauh berbeda sama yang dijual diluar, Cuma ada beberapa brand ternama yang mungkin sponsor acara. Untuk makanan khas imlek juga ada tapi gak mendominasi. Waktu itu gw dateng udah sore jadi beberapa outlet mulai beres-beres karena dagangannya udah abis. Tapi sayangnya waktu itu kan baru selesai ujan yang cukup deres, nah jadi banyak sampah sepanjang jalan antara outlet-outlet jajanan  yang bikin kesan sedikit jorok.

Contoh berantakannya sampah yang kebawa air hujan "ini gak sengaja sih difoto, maaf jika mengganggu "
(sumber: koleksi pribadi)
Selain outlet jajanan yang ada di dalem, spesialnya pas imlek ini ada hiburan untuk para pengunjung. Hiburannya mulai dari nyanyi, tari-tarian sampai penampilan barongsai. Para penampil bukan Cuma sekali tampil tapi beberapa kali. Gw disana sekitar 2 jam aja sempet liat sekilas 2 tarian, 2 kali penampilan dan beberapa kali nyanyi. Untuk para pengunjung yang mau menonton juga disediakan tenda tempat menghadap panggung pertunjukan.

Spot paling rame buat foto
(sumber: Koleksi Pribadi)
Suasana imleknya berasa banget disini, jelas sih karena emang ada tempat ibadah dan emang ini bangunan tionghoa. Selain itu juga dipasang beberapa lentara yang jadi spot favorite untuk foto bersama. Sebenernya yang bisa dijadiin tempat foto lumayan banyak disini cuma gw rasa ga cocok kalau datengnya pas imlek. Pertama, ornamen khas imleknya untuk tempat yang kentel banget suasana tiongkok menurut gw masih minim, terus suasana rame pas imlek bikin beberapa spot foto harus gantian ngambil gambarnya dan hujan juga bisa cukup menghambat. Tapi kalau pengen hunting foto imlek di semarang bisa dicoba maen ke sini. Oh ya, yang lebih menarik lagi yaitu mayoritas pengunjungnya justru pribumi loh daripada warga tionghoa.


Gerbang keluar pengunjung
(sumber: koleksi pribadii)

Nah.. coba pikirin seberapa cocok sam poo kong sama kamu!